KENAIKAN YESUS YANG BERMAKNA DAN BERDAMPAK

By zoelife 22 Mei 2023, 18:52:14 WIB Kristologi
KENAIKAN YESUS YANG BERMAKNA DAN BERDAMPAK

Kenaikan Yesus ke Surga (Shu’ud al-Masih) merupakan peristiwa historis -bukan mimpi atau pengelihatan- yang menjadi bagian dari periode kehidupan dan karya Sang Mesias dalan inkarnasiNya (Tajassud al-Kalimat). Peristiwa tersebut disaksikan oleh murid-muridNya yang sebelumnya juga telah menjadi saksi mata kematian dan kebangkitanNya dari maut (Kis 1:21-22; 2:32).

“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Kis 1:9)

Seperti yang sering saya katakan, bahwa salah satu kekuatan kekristenan adalah peran para saksi mata yang menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa yang terjadi (Luk 1:1-2; 1 Yoh 1:1-3). Jadi meskipun intervensi Ilahi berupa pewahyuan Roh Kudus itu penting, tetapi peran saksi mata juga mendapat tempat yang signifikan dalam kekristenan. Sebab itu hampir selalu dalam pemberitaannya, para rasul selalu menekankan posisi mereka sebagai saksi dari semua peristiwa-peristiwa penting dalam periode kehidupan Yesus (Kis 1:22; 2:32; 3:15; 4:33; 5:32; 10:39,41,42; 13:31; 18:5 ; 20:21 dll).

Peristiwa penting dan bersejarah ini tentu saja menjadi bagian dari inti keimanan dalam kekristenan. Karena itu dalam Kredo Nikea, peristiwa kenaikan Yesus ini juga termaktub menjadi bagian pengakuan iman bersama seluruh umat Kristen di bawah kolong langit.

و صعد الى السموات وجلس عن يمين أبيه

wa sho’ida ila as-samawati, wa jalasa ‘an yamini Abihi"

Artinya:

“Dan Dia telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan BapaNya”

Kredo yang berakar langsung dari teks-teks Kitab Suci tersebut tentu tidak hanya berhenti menjadi peristiwa memorial dalam kehidupan orang percaya, tetapi bermakna dan berdampak dalam kehidupan orang percaya.

Apa makna kenaikanNya bagi kehidupan orang percaya?

PERTAMA, seperti kebangkitanNya dari kematian, maka kenaikanNya juga menjadi bukti yang tidak terbantahkan pada pribadi dan sabda-sabda Yesus. Ketika Ia menyatakan diriNya datang dari atas dan akan kembali ke atas, semuanya terbukti benar melalui peristiwa kenaikanNya ke surga. Ia adalah benar Sang Mesias Ilahi, Firman yang menjadi manusia (Kalimatullah al-mutajassid).

KEDUA, kenaikanNya ke Surga menggenapi nubuatan Perjanjian Lama tentang kemuliaan Sang Mesias. Ungkapan: Jalasa ‘an yamini Abihi (Duduk di sebelah kanan BapaNya) berasal dari Mazmur mesianik dalam Mazmur pasal 110:1 yang juga pernah dikutip Yesus dalam percakapannya dengan orang Yahudi (Mat 22:41-45). Demikian pula ketika Ia dihadapkan pada Mahkamah Agama sebelum penyalibanNya, Yesus menyatakan bahwa Dialah Sang Anak Manusia yang duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa (Jalisan ‘an yamini al-Quwwati, Mat 26:64).

Ungkapan metaforis tersebut menunjuk pada kemuliaan Sang Mesias dalam natur kemanusiaanNya yang sudah dipermuliakan. Karena ketaatan totalNya pada kehendak Bapa dalam rencana penebusanNya, maka kepadaNya diberikan segala kuasa dan nama diatas segala nama (Mat 28:18; Fil 2:9-11). Tentu sebagai Sang Firman yang adalah Allah (Theos en ho Logos), Dia memiliki kuasa atas segala sesuatu. Dialah Pencipta segala sesuatu yang ada (kullu syai’in bihi kana, Yoh 1:3).

ن الله ليس فه يمين ولا شمال. لأن الكائن المحدود هوالذى له يمين يحده من ناحية, وله شمال يحده من ناحية أخرى. أما الله فغير محدود, لا نقول إن له يميناً أو شمالاً

Innallaha laisa fihi yamin wa la syimal, liana al-ka’in al-mahdud huwa alladzi lahu yamin yahudduhu min nahiyah, wa lahu syimal yahudduhu min nahiyatin ukhro. Amma Allah fa ghayru mahdud, la naqulu inna lahu yaminan wa syimalan”

“Sesungguhnya Allah tidak memiliki sisi kanan dan kiri, sebab hanya makhluk yang terbatas (al-kainu al-mahdud) yang memiliki sisi kanan yang membatasinya dan sisi kiri yang membatasinya di sisi yang lain. Adapun Allah tidak terbatas (Ghayru mahdud). Kami tidak berkata bahwa Ia memiliki kanan dan kiri”.

Pope Shenouda, Qanun al-Iman, Hal 88

KETIGA, kenaikan Yesus ke Surga tidak berarti selesainya seluruh karya kemesiasanNya. Ia memang tidak lagi ada di bumi dalam tubuh inkarnasiNya yang sudah dipermuliakan, tetapi sebagai Mesias kini Ia melanjutkan tugas keimamatanNya sebagai Sang Imam Besar (Kohen Ha Gadol). Tugas keimamatanNya yang pertama adalah mempersembahkan kurban penebus dosa bukan dari darah binatang, tetapi darahNya sendiri (Ibr 9:12-14). Namun bukan hanya itu, kini tugasNya sebagai Imam Besar adalah bersyafaat bagi umatNya.

KEEMPAT, Mengaruniakan Roh Kudus Sang Penolong yang lain, tetapi dalam hakekat yang sama (Yoh 14:26; 15:26). Itulah janji Kristus pada malam sebelum Ia diserahkan untuk disalibkan. Bahwa Ia tidak akan meninggalkan murid-muridNya dan seluruh orang percaya menjalani kehidupan imannya seorang diri. Ia berjanji akan mengaruniakan Ruh Kudus.

Sebagaimana Kalimatullah/Firman itu keluar dari diri Allah (Dzat Allah), maka demikian juga RuhNya keluar dari diriNya (Yoh 15:26). Ia adalah Sang Parakletos, yakni Penghibur, Pembela dan Penolong umatNya selama mereka ada di dalam dunia. Melalui kenaikanNya, Ia mencurahkan Roh Kudus (Kis 2:33).

Ruh Kudus itu yang memampukan para rasul menjadi saksiNya, baik secara lisan maupun lewat tulisan, yakni kitab-kitab Injil yang sampai kepada kita merupakan bentuk kesaksian tertulis dari rasul-rasul tentang Kristus (Luk 1:1-4; 1 Yoh 1:1-3; Kis 1:8).

Karena itu kenaikanNya harus membaca dampak dalam hidup orang percaya, karena RuhNya sudah dikaruniakan untuk memberdayakan gerejaNya dengan rupa-rupa karunia untuk pembangunan tubuh Kristus.

KELIMA, kenaikanNya ke surga hanya sementara sebelum Ia kembali datang menjemput gerejaNya. Pada perjamuan malam Ia berkata bahwa Ia menyiapkan tempat untuk murid-muridNya di Rumah Bapa dan setelahNya Ia akan menjemput mereka dan membawa ke tempatNya (Yoh 14:2-3). Ungkapan yang diambil dari salah satu tahapan dalam proses pernikahan orang Yahudi ini, menjadi penhiburan tersendiri dari orang percaya. Sebab seperti mempelai laki-laki berjanji pada mempelai wanitanya pada pada saat proses pertunangan (erusin) dan memberikan matan (bridal gift), Yesus menyatakan perjanjianNya dan memberikan Ruh Kudus sebagai Matan bagi mempelai wanitaNya yakni GerejaNya.

Setelah itu, mempelai laki-laki akan meninggalkan calon mempelai wanitaNya untuk mempersiapkan segala sesuatunya sampai tiba waktu pernikahan itu (nissuin. Saat waktu pernikahan yang ditentukan oleh bapanya tiba, maka mempelai pria akan menjemput mempelai Wanita. Demikian jjuga Kristus akan menjemput mempelai wanitaNya dan tibalah saat perjamuan kawin Anak Domba Allah (Wahyu 19: 6-8).

Kebenaran ini menguatkan dan menghibur orang percaya bahwa Kristus akan datang kembali sebagai Raja untuk menjemput mempelai wanitaNya. Bertekunlah terus dalam iman, pengharapan dan kasih sambil menantikan kedatanganNya yang kedua kali.

Maranatha! Datanglah Tuhan Yesus!

Leonardo Winarto




View all comments

Write a comment

Loading....



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir

  • Jesusprophet

    Kredo 1:Mereka=subjek,mengenal=predikat,Engkau satu satunya Allah yang benar=objek+keterangan ...

    View Article
  • Denis

    ???? ????? Yeshua haMashiach Yeshua sang Mesias ?? ????? Ben Elohim Putra Elohim ?? ...

    View Article
  • Sony

    shalom..Mohon berkenan kami dikirimi artikel via email kami, Trimakasih Tuhan ...

    View Article

Video Terbaru

View All Video